Revolusi digital telah memberikan dampak positif dan negatif yang signifikan terhadap industri telekomunikasi di Indonesia. Perubahan ini telah mempengaruhi berbagai aspek dalam industri telekomunikasi mulai dari infrastruktur hingga pola bisnis yang digunakan.
Salah satu dampak positif dari revolusi digital terhadap industri telekomunikasi di Indonesia adalah peningkatan aksesibilitas dan konektivitas. Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 64,8% pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa revolusi digital telah membuka peluang besar bagi perusahaan telekomunikasi untuk meningkatkan penetrasi layanan mereka.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa revolusi digital juga membawa dampak negatif bagi industri telekomunikasi di Indonesia. Salah satu dampak negatifnya adalah persaingan yang semakin ketat diantara para pemain industri telekomunikasi. Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), Merza Fachys, persaingan yang ketat ini dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan telekomunikasi.
Selain itu, revolusi digital juga memaksa perusahaan telekomunikasi di Indonesia untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang cepat. Hal ini dapat menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan telekomunikasi yang harus terus berinvestasi dalam infrastruktur dan sumber daya manusia.
Meskipun demikian, revolusi digital juga membawa peluang besar bagi industri telekomunikasi di Indonesia untuk terus berkembang dan berevolusi. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, revolusi digital harus dijadikan sebagai momentum untuk terus meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi di Indonesia.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa revolusi digital memberikan dampak positif dan negatif yang kompleks bagi industri telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan telekomunikasi di Indonesia perlu terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk tetap bersaing di era digital ini.